TIMES CILEGON, BANDUNG BARAT – Bagi Sarah Agustin, pelajar berusia 17 tahun asal Cililin, Kabupaten Bandung Barat, kebanggaan terhadap daerah lahir dari hal sederhana. Sejak sekolah, ia terbiasa membawa oleh-oleh khas kampung halamannya, Wajit Cililin, setiap kali pulang berlibur dari sekolah.
“Saya merasa senang saat teman-teman menikmati wajit. Dari situ tentunya bangga bisa memperkenalkan makanan tradisional daerah,” ujar Sarah dalam wawancara eksklusif bersama TIMES Indonesia, pada Jumat (19/9/2025).
Kemudian lebih lanjut rasa bangga itu perlahan tumbuh menjadi semangat besar yang membawa pemilik akun media sosial Instagram @sshagstn_ untuk terjun ke ajang Mojang Jajaka Kabupaten Bandung Barat (Moka KBB) 2025.
Aktivitas dan Advokasi Nyata
Kini, Sarah bukan hanya dikenal sebagai pelajar SMK Kehutanan Kadipaten, tetapi juga sebagai finalis Mojang Jajaka KBB 2025. Selain aktif dalam kegiatan lapangan kehutanan, ia juga terlibat dalam produksi kuliner lokal seperti Wajit Cililin.
Hobinya mengikuti event lari dan berinteraksi dengan UMKM di wilayah Cililin semakin menguatkan ketertarikannya pada dunia ekonomi kreatif.
“Saya lebih suka advokasi yang sifatnya aksi nyata, langsung turun ke lapangan, karena itu membuat saya semakin bersemangat,” tuturnya.
Prestasi dan Pengalaman
Deretan pengalaman Sarah membentuk karakter yang kuat. Ia mengenyam pendidikan di SMK Kehutanan Kadipaten, terbiasa dengan kegiatan lapangan, serta aktif mendukung UMKM lokal.
Momen Sarah Agustin bersama para pelaku UMKM. (FOTO: Sarah for TIMES Indonesia)
Pengalaman ikut produksi kuliner tradisional hingga keterlibatan dalam berbagai event membuatnya semakin yakin bahwa Bandung Barat memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Prestasi sebagai finalis Mojang Jajaka 2025 menjadi bukti kesungguhannya memperkenalkan identitas daerah.
Harapan untuk Ekonomi Kreatif Bandung Barat
Sarah menilai ekonomi kreatif sangat penting karena mampu membuka peluang kerja bagi masyarakat sekaligus menjaga budaya lokal. Baginya, tantangan terbesar adalah mempelajari strategi digital marketing serta membangun kepercayaan diri ketika tampil di depan umum.
Meski begitu, ia optimistis generasi muda mampu menjadi motor penggerak perubahan. “Saya berharap generasi muda tidak gengsi ikut berperan aktif. Dari menjaga alam hingga melestarikan produk lokal, semua bisa memberi dampak besar,” imbuhnya.
Melalui langkah-langkah kecil yang ia lakukan, Sarah ingin Bandung Barat semakin hidup, berdaya, dan dikenal luas melalui produk-produk kreatifnya. Dari Wajit Cililin hingga dunia pageant, ia membuktikan bahwa cinta pada daerah bisa menjadi pintu masuk menuju kontribusi yang lebih besar. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dari Wajit Cililin ke Panggung Mojang Jajaka, Sarah Agustin Usung Visi untuk Bandung Barat
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Ronny Wicaksono |