TIMES CILEGON, MALANG – Literasi dan dongeng dihadirkan di acara Festival Literasi Renjana Amerta Carita di Sumber Sira Putukrejo, Gondanglegi Kabupaten Malang, Minggu (14/9/2025).
Anak-anak bersama orang tua berbaur, dalam satu ikatan cinta selama acara sarat makna ini.
Festival Literasi Renjana Amerta Carita yang diinisiasi Sanggar Dongeng Kepompong Turen Malang ini digelar selama 12-14 September 2025.
"Tujuan utamanya, kami ingin lebih memasyarakatkan lagi dongeng. Dikemas festival supaya lebih menarik masyarakat. Jadi, mereka datang dengan senang, dan menikmati dongeng dalam suasana menyenangkan," terang Ketua Yayasan Sanggar Dongeng Kepompong Turen, Yudi Agus Priyanto, di sela acara, Minggu (14/9/2025).
Dalam acara festival ini, peserta dan masyarakat bisa mengikuti berbagai acara dan lomba. Anak-anak juga diajak bermain bersama permainan tradisional, kemudian membaca ragam cerita Nusantara dari para pendongeng cilik yang bernaung di Sanggar Dongeng Kepompong.
Selama beberapa menit, para orang tua juga mengikuti kegiatan mendongeng atau membacakan buku-buku dongeng langsung kepada buah hatinya.
Dongeng juga disampaikan bergantian oleh pendongeng terkenal, seperti Kak Iman, Kak Ucon dan Kak Heru. Dengan gaya dan karakter mendongeng masing-masing, ketiganya menarik antusias anak-anak dan orang tua menyimaknya.
Menurut Kak Yudi, ruang untuk lebih mengenalkan secara langsung dongeng harus lebih luas. Terlebih, anak-anak kini mudah terpapar sumber informasi dari mana saja dan kapanpun.
"Dongeng itu kini sudah mulai tidak menarik atau disukai kebanyakan anak-anak. Maka, dongeng harus lebih dikenalkan lagi, memasyarakatkan dongeng dengan acara seperti ini salah satunya. Karena, banyak nilai-nilai kenaikan yang bisa disampaikan melalui dongeng," terangnya.
Dengan lokasi acara yang asri dan alami, anak-anak peserta festival juga dikenalkan nuansa tempo dulu, dalam beberapa permainan tradisional.
Diantaranya permainan congklak, yoyo, egrang, englek dan bekel. Bagi pelajar setara SD, permainan tradisional ini digelar dalam lomba. Sebagai penutup festival, juga digelar penampilan atraksi bantengan cilik.
Rangkaian festival ini juga dimeriahkan senam massal Anak Indonesia Hebat. Juga, sosialisasi gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Dmana, kebiasaan-kebiasaan ini juga diyakini bisa membekali generasi muda di Indonesia agar lebih tangguh nantinya, baik secara mental, emosional, maupun sosial.
Untuk diketahui, tujuh kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang dimaksud adalah bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, juga tidur cepat.
Pada hari pertama, Jumat (12/9/2025), festival dalam rangka Hari Literasi Internasional ini, khusus menghadirkan Kak Seto atau Prof. Dr. Seto Mulyadi, M.Si., Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).
Dalam kesempatan itu, kata Yudi, Kak Seto juga menyampaikan apresiasi sekaligus harapannya, atas upaya mempertahankan dongeng dan permainan tradisional kepada masyarakat secara luas.
"Mendongeng itu harus dipertahankan, sebaga cara menanamkan nilai-nilai kebaikan, menghadirkan pesan moral dan hal-hal baik yang disampaikan sebagai bahasa tutur," demikian Yudi menirukan ungkapan Kak Seto Mulyadi.
Intinya, dongeng bukan sekadar hiburan, namun juga menjadi sarana menanamkan nilai-nilai baik kepada anak, membedakan mana yang positif dan mana yang negatif sejak dini. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Festival Literasi Renjana Amerta Carita di Malang, Masyarakatkan dan Hidupkan Dongeng
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Ronny Wicaksono |